Unikers

welcome

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industrys standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.

 Ciri Khas Ukiran Jepara,Akar terkemukanya Jenis Ukiran Yang Unik
Indonesia merupakan negara yang kaya potensi di setiap daerahnya. Sebagai sebuah negara, Indonesia berpotensi menghasilkan beragam produk yang berkualitas dan berkreativitas tinggi. Jepara adalah kota yang terkenal sebagai kota ukir. Hasil ukiran di Jepara mempunyai keistimewaan yang terlihat dari ciri khas ukiran Jepara. Beragam ukiran Jepara yang dihasilkan, mempunyai seni ukir dengan tingkat kreativitas tinggi. Ukiran Jepara merupakan ukiran yang sangat detail, sehingga terlihat nyata dan menarik. keistimewaan yang mengesankan dari ukiran Jepara terdiri dari beberapa hal berikut.
Motif dan Corak yang Unik
Ukiran di setiap daerah mempunyai ciri khasnya masing-masing. Ukiran Jepara mempunyai motif dan corak yang unik dan membedakannya dengan yang lain. Ciri khas ukiran Jepara adalah mempunyai motif daun Trubusan. Selain itu, ada motif Jumbai atau ujung relung, yaitu daunnya menyerupai kipas yang terbuka dan ujung daunnya runcing. Terdapat gambar buahnya juga yang berjumlah tiga atau empat yang berasal dari pangkal daun. Motif dengan ciri-ciri tersebut dapat menandai ukiran Jepara. Corak uniknya dengan pemakaian dominasi flora menjadikan ukiran Jepara menjadi terkenal dengan keindahannya.
Ukiran yang Detail dan Terkesan Hidup
Ukiran Jepara mempunyai tingkat kecermatan tinggi, di mana setiap garis ukir objeknya terbukti halus dan sangat detail. Ahli ukir Jepara merupakan orang yang terlatih untuk membuat ukiran Jepara dengan mempertahankan detail setiap objeknya. Kesan hidup pada setiap objek dalam ukiran juga dapat dilihat, karena detail penggambaran bentuk objek tersebut. Salah satu penerapan ukiran tersebut adalah pada mebel. Perlengkapan mebel dari Jepara menggunakan ukiran Jepara sebagai hiasannya. Mebel jati mempunyai hasil ukiran yang baik, karena tekstur kayu jati yang mudah diukir. Mebel dari kayu jati juga mampu bertahan dalam jangka waktu lama.
Teknik Pewarnaan Ukiran yang Menakjubkan
Pewarnaan sangat diperlukan untuk memberikan kesan menarik pada suatu objek. Ciri khas ukiran Jepara adalah teknik pewarnaannya. Teknik yang diterapkan merupakan teknik yang baik, di mana dihasilkan warna yang menarik, tidak mudah luntur, rata, serta tampak halus.
Nah itulah ciri khas dari ukiran jepara, yang terus dijaga dari generasi ke generasi, semoga tetap berjaya dan memajukan ekonomi masyarakt jepara dan sekitarnya, Trus Karya Tataning Bumi.

ukiran jepara


Seni Ukir Jepara Memiliki Ciri Khas Bentuk Corak dan Motif

Friday, December 5, 2014 : 11:14:00 AM

Ukiran adalah kerajinan utama dari kota Jepara. Ukiran dari kayu di Jepara ini untuk produksinya ada tempat-tempat yang lekat dengan para ahli pahat ukir Jepara sebagai centre of production yaitu di Desa Mulyoharjo untuk pusat kerajinan ukir dan patung Jepara. Yang dimaksud disini adalah ukiran yang berasal dari kayu yang bisa berasal dari kayu jati, mahoni, sengon dan lain-lain. Di kota Jepara hampir di seluruh kecamatan mempunyai mebel dan ukir kayu sesuai dengan keahliannya sendiri-sendiri. Hasil dari kerajinan ukir Jepara bisa bermacam-macam bentuk mulai dari motif patung, motif daun,relief dan lain-lain.


Menurut sejarah mengapa masyarakat Jepara mempunyai keahlian di pahat ukir kayu adalah konon pada jaman dulu kala ada seorang seniman hebat yang bernama Ki Sungging Adi Luwih. Dia tinggal di kerajaan.Kepiawaian Ki Sungging ini terkenal dan sang raja pun akhirnya mengetahuinya.Singkat cerita raja bermaksud memesan gambar untuk permaisurinya kepada Ki Sungging. Ki Sungging bisa menyelesaikan gambarnya dengan baik namun pada saat Ki Sungging hendak menambahkan cat hitam pada rambutnya,ada cat yang tercecer di gambar permaisuri tersebut bagian paha sehingga nampak seperti tahilalat.Kemudian diserahkan kepada raja dan raja sangat kagum dengan hasil karyanya.Namun takdir berkata lain sang raja curiga kepada Ki Sungging  difikir Ki Sungging pernah melihat permaisuri telanjang karena adanya gambar tahilalat pada pahanya. Akhirnya raja menghukum Ki sungging dengan membawa alat pahat disuruh membuat patung permaisuri di udara dengan naik layang-layang.

Ukiran patung permaisuri sudah setengah selesai tapi tiba-tiba datang angin kencang dan patung jatuh dan terbawa sampai Bali. Itulah sebabnya mengapa masyarakat Bali juga terkenal sebagai ahli membuat patung. Dan untuk alat pahat yang dipakai oleh ki Sungging jatuh di belakang gunung dan ditempat jatuhnya pahat inilah yang sekarang diakui sebagai Jepara tempat berkembangnya ukiran.
 
Terlepas dari cerita legenda maupun sejarahnya, seni ukir Jepara kini telah dapat berkembang dan bahkan merupakan salah satu bagian dari “nafas kehidupan dan denyut nadi perekonomian“ masyarakat Jepara. Guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia misalnya, dilakukan melalui pendidikan Sekolah Menengah Industri Kerajinan Negeri dan Akademi Teknologi Perkayuan dan pendidikan non formal melalui kursus-kursus dan latihan-latihan. Dengan penigkatan kualitas sumber daya manusia ini diharapkan bukan saja dapat memacu kualitas produk, tetapi juga memacu kemampuan para pengrajin dan pengusaha Jepara dalam pembaca peluang pasar dengan segala tentutannya. 

Ukiran Jepara mempunyai ciri khas yang menunjukkan bahwa ukiran itu asli dari Jepara atau tidak. Salah satu ciri khas yang terkandung didalamnya adalah bentuk corak dan motif. Untuk motif sendiri bisa kita lihat dari: Daun Trubusan yang terdiri dari dua macam yaitu dilihat dari yang keluar dari tangkai relung dan yang keluar dari cabang atau ruasnya.

Ukiran asli Jepara juga terlihat dari motif Jumbai atau ujung relung dimana daunnya seperti kipas yang sedang terbuka yang pada ujung daun tersebut meruncing. Dan juga ada buah tiga atau empat biji keluar dari pangkal daun. Selain itu,tangkai relungnya memutar dengan gaya memanjang dan menjalar membentuk cabang-cabang kecil yang mengisi ruang atau memperindah.

Ciri-ciri Khas diatas sudah cukup mewakili sebagai identitas ukiran Jepara. Bentuk motif ukiran tersebut ada juga yang oleh para ahli pahat disisipkan di berbagai alat rumah tangga seperti contoh di kursi atau meja yang diberikan ukiran khas Jepara,juga yang lain misal figura foto yang diberi khas Jepara dengan ukiran.
Peningkatan kualitas produk dan pengawasan mutu memang menjadi obsesi Jepara dalam memasuki pasar internasional, yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan luar negri terhadap produk industri Jepara. 

Jepara yang dikenal sebagai penghasil meubel terbesar di Indonesia pada tanggal 17 Juli 2010 telah memecahkan rekor Indonesia dalam kegiatan mengukir kayu secara bersama-sama dalam satu tempat yang menghadirkan 502 orang , sehingga MURI mencatatkan kabupaten ”Bumi Kartini” ini dalam buku rekornya yang ke 4391. Piagam atau sertifikat MURI tersebut di serahkan Kepala Museum Rekor Indonesia yang di wakili Ariyani Siregar (Deputy Manager) kepada Bupati Jepara Drs. Hendro Martojo,MM di alon-alon Jepara bersamaan di gelarnya lomba mengukir dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Jepara. Sumber: Kebudayaan Indonesia.

Ukiran kayu

MOTIF-MOTIF UKIRAN KAYU Keindahan dunia Melayu bukan hanya dalam seni pengucapan yang meliputi syair gurindam, jampi serapah, pantun t...